Dari ruangan itu, aku lihat jelas, dia tidur berjubah putih dikelilingi orang-orang yang juga berbaju putih, ada yang bawa gitar, dan beberapa ada yang nyanyi.
Dia panggil aku ke tempat tidurnya, aku duduk dan dia duduk di pangkuanku, masih bisa tercium bau harumnya, dia tersenyum, dan dia meninggal untuk yang kedua kalinya, di pangkuanku.
Peristiwa mimpi itu terjadi kurang dari 40 hari semenjak kepergiannya.
Masih teringat jelas dua tahun yang lalu dia memejamkan mata, aku mencermati dari dekat proses memandikan dan mendandani dia, dipakaikan tuxedo, dimake up, dan lain sebagainya.
Tiga hari setelah itu adalah proses kremasi jenazahnya yang sebenarnya agak terjadi pertentangan kenapa harus dikremasi yang tidak sesuai dengan keyakinannya.
Prosesi Kristiani mengantarkan kepergian dari rumah duka ke mobil jenazah, sampai tempat krematorium dilakukan prosesi secara Budha, dan kami sekeluarga mendoakan dengan cara Islami.
Semoga semua menjadi yang terbaik untuknya.
Masih sayup-sayup teringat bagaimana lagu Kristiani yang mengantar keberangkatannya.
…
inilah yang kupunya
hati sbagai hamba
yang mau taat dan setia padaMu Bapa
kemana kan kubawa hati yang menyembah
dalam Roh dan kebenaran sampai selamanya
…
3 warna 