terjadi dengan waktu matematika saya apa yang di lampau?
Nah beribet kan…
Se-beribetnya otak ini sewaktu dipaksa mengingat-ingat apa yang terjadi waktu lampau, dasar otak ini mungkin didesain untuk tidak menyimpan memori dalam jangka panjang, beuh …
Jadi kalo ada yang ga cocok, langsung coret aja deh, n koreksi …
Wokeh, let me try …
Kelas 1 SD:
Waktu itu tahun 1987, berarti kurikulum 84 yang dipake, katanya sih kurikulum CBSA, matematikanya cuman sebatas operasi hitung sederhana, penjumlahan dan pengurangan, itupun dengan bilangan yang ga terlalu besar. Kalo ada soal cerita paling-paling tokohnya ga jauh dari tokoh di mapel Bahasa Indonesia dengan Budi tokoh utamanya, Iwan adiknya, dan Wati kakaknya … (Apa kabar mereka sekarang???)
Trus ada juga pelajaran matematika yang mbahas mengenai jam, misal jam 03:00, jarum pendek dimana, jarum panjang dimana, lucunya ketika disuruh menggambar jam setengah empat, jarum panjang di enam, jarum pendek di empat, dan dibenerin juga ma gurunya, nah lho, baik banget kan guru-guru di kelas 1 …
Hari-hari juga ada, semisal, satu hari sebelum hari Sabtu adalah hari apa? Dua hari setelah hari Rabu hari apa? (Bentar-bentar, ini Matematika apa Bahasa Endonesa yak?)
Kelas 2 SD:
Di waktu ini yang dibahas masih sama dengan kelas satu tapi bilangan-bilangannya diperbesar, trus mulai dikenalin cara mencari huruf n, baru tahu beberapa tahun berikutnya ternyata itu namanya variabel. Soal tentang waktu juga lebih variatif, jam 14:20, tetep aja jarum panjang di 4 jarum pendek di angka 2, perkalian dan pembagian juga sudah mulai dikenal, perkalian sebagai penjumlahan berulang, dan pembagian sebagai pengurangan berulang, agak-agak mumet sedikit ketika ditambahin sama perkalian bersusun.
Geometri, jreng-jreng… Ada bujur sangkar, persegi panjang, segitiga sama kaki, sama sisi, dan sama bingungnya waktu itu. Awal mula Matematika disamain dengan rumus. Entah kapan penggunaan istilah Bujur Sangkar diganti Persegi, setahu saya ini prakarsa sang Profesor Andi Hakim Nasution yang menyatakan istilah Bujur dalam bahasa sunda berarti pantat, jadi ga etis jika sangkarnya bujur dijadikan istilah dalam matematika, maka diganti deh jadi persegi…
Bagi yang ga pernah ngalamin istilah bujur sangkar waktu di sekolah, berarti kalian generasi yang terlambat lahir men…
Lengkaplah penderitaan di kelas dua ini dengan adanya bilangan pecahan, mulanya pengenalan dowank, ada gambar bujur sangkar yang dibagi empat bagian dengan satu bagian aja yang diarsir, kira-kira begitulah cara matematika mengenalkan dirinya dalam pecahan, kumplit deh disertai operasi hitungnya, telen aja tuh tanpa tahu kenapa penjumlahan dan pengurangan musti samain penyebut dulu dan sesama temen sebangku, sama-sama kagak ngerti…
3 warna 