Mantre Mantrika … (2)

Posted: 10 April 2014 in kiss my math

Sepenggal waktu yang lalu.

Di daerah yang agak sepi di pinggiran kota.

Seorang gadis selepas keluar dari toko pakaian, merasakan ada seseorang yang mengikutinya, ternyata beberapa prajurit kerajaan Gralia yang sedari tadi mengintainya, kini dia nampak berlari dikejar kawanan prajurit-prajurit itu.

Dikarenakan kalah lincah dengan para prajurit, maka gadis itu kini nampak tertangkap, seluruh prajurit pengejar mengelilingi dia.

“Jadi kaulah Prabawati itu?” tanya seorang prajurit dengan nada meledek.

Belum sempat yang ditanya menjawab sudah disambung dengan perkataan prajurit yang lain.

“Hahahaha… Setelah Araraja kita dapatkan, sekarang giliran adiknya yang kita dapatkan,” kata prajurit yang lain.

“Sebentar lagi Harimau akan memakan umpannya, Mahisa mantrika juga akan kita dapatkan,” sambung prajurit yang lain lagi.

“Harimau? Yang ada nanti hanyalah Munyuk yang merangkak-rangkak dan merengek-rengek, hahaha…!!!”

“Hahaha…!!!” mereka tertawa serentak.

“Mahisa Mantrika, kekasihmu itu, pacarmu itu, kita dapatkan, kenaikan pangkat dari Patih Jalak Krida juga kita dapatkan, hahaha…” kata prajurit sambil menunjuk Prabawati diikuti tertawanya.

Kata-kata prajurit terakhir ini menyebabkan beberapa prajurit lain tenggelam akan lamunan, apa saja yang akan mereka lakukan jika pangkat keprajuritan mereka naik.

Gadis yang disebut dengan Prabawati tiba-tiba menyela lamunan mereka, “Jangan kau kira dengan menculikku Kakang Mahisa Mantrika akan keluar dari persembunyiannya.”

“Dia tidak akan terpancing dengan ini semua,” sambungnya lagi.

Tiba-tiba terlihat muncullah serombongan orang berkuda, diantaranya terdapat kereta kuda yang mewah, sekiranya pejabat istanalah yang berhak menaiki kereta kuda itu.

“Patih Jalak Krida,” celetuk salah seorang prajurit.

Segera beberapa prajurit itu bersikap hormat pada rombongan yang menghampiri mereka.

Setibanya, keluarlah dari dalam kereta kuda orang dengan pakaian kerajaan yang mewah, dari penampilannya orang inilah yang disebut Patih Jalak Krida, pada arah yang berbeda keluarlah seorang wanita dengan dandanan yang nyentrik banget, dari pakaiannya, dandanan rambutnya yang disemir warna-warni, warna alisnya, yang satu biru yang satu merah, suka sekali dengan warna-warna nyentrik, bahkan mungkin bulu ketiaknya juga disemir, dialah Nyi Ragageni, wanita yang sempat menjadi perbincangan orang-orang di penjuru negeri, sampai akhirnya orang-orang yang memperbincangkan bahwa Nyi Ragageni adalah seorang penyihir ditangkap oleh Patih Jalak Krida, mereka dihukum, dipenjarakan, oleh sebab yang dibuat-buat oleh Patih Jalak Krida.

Beberapa waktu yang telah lalu, Araraja bersama dengan temannya Mahisa Mantrika berusaha membongkar borok dari Patih Jalak Krida, Patih yang memenangkan pemilihan umum kerajaan beberapa waktu yang lalu.

Araraja dan Mahisa Mantrika meyakini bahwa terpilihnya Jalak Krida sebagai Patih kerajaan Gralia tidak terlepas dari campur tangan Nyi Ragageni, Nyi Ragageni lah yang menyihir ribuan surat suara yang tidak tercoblos menjadi tercoblos pada seseorang bernama Jalak Krida.

Jalak Krida menang mutlak mengalahkan seterunya, Mpu Pradamba, ayah dari Araraja dan Prabawati, selepas kalah pemilihan patih itulah kehidupan Mpu Pradamba jauh dari kata membahagiakan, terusir dari lingkungan kerajaan oleh ulah Jalak Krida.

Anaknya yang tidak terima akan perlakukan Jalak Krida mencoba mencari cara bagaimana membongkar kecurangan-kecurangan Jalak Krida dan Nyi Ragageni.

Usaha Araraja dibantu Mahisa Mantrika sampai pada pengaduan dan pembuktian pada Raja Gralia, akan tetapi terlihat jelas Raja Gralia telah terpengaruh oleh sihir Nyi Ragageni dan memerintahkan agar mereka berdua dipenjara.

“Kalian telah lancang menuduh Jalak Kridam sepertim itum,” kata Raja menggelegar, pengaruh sihir terlihat dari pancaran matanya yang tidak seterang dulu, pupil matanya kadang terlihat dan kadang menghilang, bibirnya pun terkatup-katup saat berbicara.

“Prajurit!!! Tangkam merakam berduam….!!!” perintah Raja yang diterjemahkan oleh segenap prajurit yang ada untuk bertindak menangkap dua orang itu.

Di sudut istana, Patih Jalak Krida didampingi Nyi Ragageni hanya terkekeh-kekeh.

Nasib baik memayungi Mahisa Mantrika sehingga lolos dari kejaran para prajurit, menjadikan kini dia buronan yang dicari kerajaan, tidak demikian dengan Araraja, dia tertangkap.

Kini di kerajaan Gralia, sebenarnya yang menjadi Raja adalah Jalak Krida, Raja Gralia sepenuhnya berada di bawah pengaruh magic dari Nyi Ragageni. Ada keinginan bagi Jalak Krida untuk menyingkirkan Raja Gralia, tapi niat itu dicegah oleh Nyi Ragageni.

“Kenapa Kau mencegah niatku Nyi?” tanya Jalak Krida waktu itu.

“Ada satu orang yang perlu kamu bereskan Kakang Patih, aku merasa dari pancaran wajahnya dia akan dapat menyulitkanmu kelak, singkirkan orang ini terlebih dahulu, setelah itu baru Raja itu dengan mudah kita singkirkan,” jawab Nyi Ragageni.

“Mahisa Mantrika?” tanya Jalak Krida lagi.

“Ya, dari penglihatanku, dialah kekasih dewa, orang yang bisa menyulitkanmu, singkirkan dia…!!!”

Jalak Krida tidak menjawab, hanya mengangguk-angguk tanda setuju.

nyang komen mari silahkan...